Kabupaten Banggai Laut memang terkenal dengan kekayaan objek
wisatanya, utamanya pantai. Tidak terkecuali dengan Bonebulusan, begitulah
penduduk sekitar menamainya. Saya tidak tahu dan tidak sempat bertanya mengenai
maksud dan arti nama itu. Yang pasti pantai itu indah.
Berjarak sekitar 44 km
perjalan darat dari ibu kota Banggai Kepulauan, Salakan.Bonebulusan terdapat di
Kecamatan Liang Desa Pinalong. Pantai ini menjelama sebagai salah satu pantai
yang berpotensi besar untuk objek wisata. Walaupun cukup kecil dan tersembunyi
itu tidak mengurangi sedikitpun keindahan dari pantai tersebut.
Ini kali kedua saya
datang di Bonebulusan (terakhir di 2017). Lagi-lagi judulnya adalah piknik keluarga.
Kebetulan saya datang dari Desa Bajo yang akses paling mudah untuk menuju
kesana adalah menggunakan perahu. Iya, karena ini daerah pesisir pantai jadi
masyarakat lebih ahli dalam menggunakan perahu untuk bertransportasi dibanding
harus menggunakan jalur darat mobil atau motor.
Dari desa Bajo akan
menempuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai di sana. Lumayan lama, sebab saat
itu ombak sedikit kencang untuk ukuran perahu kecil kami. Apalagi perahu
masyarakat sekitar tidak menggunakan cadik (kalo di sana namanya sema-sema),
menambah serunya perjalanan kami di atas perahu. Tapi itu tidak menjadi sebuah
masalah berarti bagi kawan-kawan saya yang
sudah ahli dalam “kelautan”.
Tiba di pantai, kita di
sambut oleh kesunyian. Ya, seperti yang saya bilang tadi pantai ini belum
begitu di kenal banyak orang, sehingga hanya masyarakat di sekitarnya lah yang berkunjung
ke sana. Itupun sangat jarang hanya ketika momen-momen tertentu saja. Dengan kedaan
itu pantai ini serasa kita yang punya saking sunyinya. Ini menambah serunya
liburan kami kali ini karena kita bebas melakukan apapun tanpa harus merasa
tidak enak dengan orang lain.
Pasir putih yang
mengkilat di sengat oleh sinar matahari, pohon kelapa yang melambai-lambai
saling berkolaborasi membentuk satu keindahan. Pantai ini memang jarang di
kunjungi, makanya masihterlihat begitu asri. Tapi, di sisi lain pantai ini
tidak terawat, tidak ada tanda-tanda akan di jadikan tempat wisata, mungkin karena
saking sulitnya akses ke sini dan. Kalo mau ke sini, sebaiknya bawalah makanan
dari rumah, karena tidak mungkin mendapatkan pedagang di sini.
Sayangnya, keindahan pantai tidak
begitu selaras dengan keindahan bawah lautnya. Saya dan beberapa sepupu saya
sempat sedikit menyelam, namun tidak mendapatkan sesuatu yang “wah”. Terlepas dari
itu bagi kami yang bukan divers proesional, itu sudah sangat bagus untuk
melupakan urusan kami di kota. Hehe…
Setelah itu, kami menghabiskan setengah hari dengan berendam di laut, mebakar ikan (sebagian di pancing sebagian besar di bawa dari rumah), anak-anak bermain pasir dan kita tertawa sambil saling meledek satu dengan lain. Namun sayang, langit tidak mau di ajak berteman. Dia menurunkan hujan, seolah menyuruh kami untuk segera pulang. Kamipun berlari cepat ke perahu dengan perasaan sedikit kecewa. Tapi toh, pantai ini sudah menghibur kami dengan keindahannya. Jadi tidak ada yang perlu di sesalkan.
Perjalanan ini akan selalu terkenang. Sebab akan
lama lagi saya akan berkunjung ke sana.
Komentar
Posting Komentar